MAKALAH“Platyhelminthes, Nemathelminthes, Annelida dan Chordata”
(Disusun Untuk Memenuhi
Tugas Mata Pelajaran Biologi)
Tim Penyusun (Kelompok II) :
1.
WANDA
2.
RAFENA TANDO
3.
FITRA SARI
4.
ASFIN NEDILA
KEMENTERIAN AGAMA
MADRASAH ALIYAH
NEGERI 1 BAUBAU
JURUSAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
TAHUN AJARAN
2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kingdom
animalia di sebut juga dunia hewan. Organisme yang tergolong dalam kingdom ini
memiliki bentuk dan ukuran yang beragam. Cara bergeraknya pun berbeda-beda.
Namun, semua orgnisme yang tergolong dalam animalia memiliki beberapa cirri
yang sama. Animalia beranggotaakan organism eukariotik dan multiseluler.
Animalia tidak memiliki klorofil sehingga tidak mampu membuat makanan sendiri,
organism ini memperoleh energi dengan cara memakan organisme lain berupa
tumbuhan atau hewan lain (bersifat heterotrof), sel-sel penyusun tubuh hewan
tidak memiliki dinding sel. Animalia beranggotakan jenis-jenis organism yang
umumnya mampu bergerak aktif, memiliki otak dan sistem saraf, serta
bereproduksi secara seksual
Berdasarkan perbedaan pada simetri tubuh dan lapisan penyusun tubuhnya, kingdom animalia dibagi menjadi Sembilan filum berikut:
1. Porifera (hewan berpori)
2. Coenlenterata (hewan berongga)
3. Platyhelminthes (cacing pipih)
4. Nemathelminthes (cacing gilig)
5. Annelida (cacing bersegmen)
6. Mollusca (hewan bertubuh lunak)
7. Arthropoda (hewan berbuku-buku)
8. Echinodermata (hewan berkulit duri)
9. Chordata (hewan bertulang belakang)
Pada
makalah ini kami akan mencoba sedikit membahas 4 (empat) dari 9 (sembilan)
filum tersebut. Yaitu platyhelminthes (cacing pipih) dan nemathelminthes
(cacing gilig), Annelida (cacing bersegmen) dan chordata (hewan bertulang
belakang).
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan pembahasan di atas, maka
rumusan masalah yang lahir adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan filum platyhelminthes?
2. Bagaimana ciri-ciri umum,
klasifikasi dan reproduksi platyhelminthes?
3. Apa peranan platyhelminthes?
4. Apa yang dimaksud filum
nemathelminthes?
5. Bagaimana ciri-ciri umum,
klasifikasi dan reproduksi nemathelminthes?
6. Apa peranan nemathelminthes?
7.
Apa yang dimaksud filum Annelida?
8. Bagaimana
ciri-ciri umum, klasifikasi dan reproduksi Annelida?
9. Apa
peranan Annelida?
10.Apa
yang dimaksud filum Chordata?
11.Bagaimana ciri-ciri umum,
klasifikasi dan reproduksi Chordata?
12.Apa peranan Chordata?
1.3 Tujuan
Mengacu pada rumusan masalah
tersebut tujuan yang diharapkan adalah:
1. Memahami definisi filum platyhelminthes
2. Mengetahui ciri-ciri
umum, klasifikasi dan reproduksi platyhelminthes
3. Mengetahui peranan
platyhelminthes
4. Memahami definisi filum
nemathelminthes
5. Mengetahui ciri-ciri
umum, klasifikasi dan reproduksi nemathelminthes
6. Mengetahui peranan
nemathelminthes
7. Memahami definisi filum annelida
8. Mengetahui ciri-ciri
umum, klasifikasi dan reproduksi annelida
9. Mengetahui peranan
annelida
10. Memahami
definisi filum chordata
11. Mengetahui
ciri-ciri umum, klasifikasi dan
reproduksi chordata
12. Mengetahui peranan chordata
1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dalam
pembahasan ini ada dua yaitu, manfaat teoretis
dan manfaat praktis.
a. Manfaat
teoretis
Dapat
menambah khasanah keilmuan tentang platyhelminthes (cacing pipih) dan
nemathelminthes (cacing gilig), Annelida (cacing bersegmen) dan chordata (hewan
bertulang belakang).
b. Manfaat
praktis
Memberikan
pengetahuan pada masyarakat (pembaca) terhadap platyhelminthes (cacing pipih)
dan nemathelminthes (cacing gilig), Annelida (cacing bersegmen) dan chordata
(hewan bertulang belakang).
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Filum Platyhelminthes
Platyhelminthes
berasal dari bahasa yunani, Platy = Pipih dan Helminthes = cacing. Oleh
sebab itulah Filum platyhelminthes sering disebut Cacing Pipih. Platyhelminthes
adalah filum ketiga dari kingdom animalia setelah porifera dan coelenterata.
Platyhelminthes adalah hewan triploblastik yang paling sederhana. Cacing ini
bisa hidup bebas dan bisa hidup parasit. Yang merugikan adalah platyhelminthes
yang hidup dengan cara parasite.
2.1.1 Ciri-Ciri Umum Platyhelminthes
1. Hewan triploblastik aselomata dengan tubuh simetri
bilateral, berbentuk pipih, memiliki system saraf, sistem pencernaan satu
lubang, tidak memiliki sistem sirkulasi, respirasi, dan eksresi.
2. Hidup
bebas di laut, air tawar, tempat lembab atau parasit dalam tubuh manusia dan
hewan.
3. tubuh tidak bersegment, sistem
pencernaan tidak sempurna.
4. ekskresi dengan menggunakan flame
sel (sel api).
5. memiliki sistem saraf tangga tali
dan memiliki mata
6. memiliki daya regenerasi yang
tinggi, serta bersifat hermafodit (banci atau dwi kelamin).
2.1.2 Klasifikasi
Platyhelminthes
a. Turbellaria
Kelas Turbellaria termasuk planaria
air tawar seperti Dugesia yang memberi makan organism kecil atau tetap
sebagai makhluk kecil. Kepala planaria berbentuk ujung panah, dengan tambahan
sisinya sebagai pengindera makanan atau keberadaan organism lain. Cacing pipih
mempunyai dua bintik mata yang peka cahaya, memiliki pigmen sehingga Nampak
seperti mata bersilangan. Adanya tiga lapisan otot membuatnya dapat melakukan
berbagai gerak.
Sel kelenjar mengeluarkan material
lendir untuk hewan ini dapat meluncur. Memiliki sel api sebagai sistem ekskresi
yang terdiri dari serangkaian kana-kanal yang saling berhubungan di sepanjang
kedua sisi longitudinal tubuhnya.
Sel api adalah sel berbentuk
gelembung berisi seberkas silia dan terdapat lubang di bagian tengah gelembung
itu. Sel api ini berfungsi baik untuk ekskresi maupun pengaturan osmosis.
Planaria bereproduksi secara
aseksual dengan fragmentasi tubuh yang mampu menumbuhkan individu baru, maupun
seksual bersifat hermaphrodit.
b. Trematoda
Kelas Trematoda termasuk cacing kait
(flukes) baik dalam darah, hati maupun paru-paru. Cacing kait tidak memiliki
kepala, namun memiliki mulut penghisap. Sistem pencernaan, sistem saraf dan
sistem pembuangan yang kurang tapi sistem reproduksinya berkembang baik walau
hermaphrodit.
Cacing kait darah menyebabkan
penyakit schistosomiasis. Cacing ini terdiri dari jantan dan betina. Cacing
betina menumpuk/menyimpan telur-telurnya dalam pembuluh darah di sekitar usus
inang. Telur-telur ini bermigrasi ke usus lalu dikeluarkan tubuh bersama feses.
Telur menetas menjadi larva di dalam air dan berenang mencari siput air. Larva
bereproduksi secara aseksual dan akhirnya meninggalkan siput. Ketika larva
menembus kulit manusia, selanjutnya akan matang di hati lalu menembus pembuluh
darah pada usus.
c. Cestoda
Kelas
Cestoda terdiri dari cacing pita. Bagian scolex memiliki pangait dan pengisap
yang memungkinkannya menempel pada dinding usus inang. Di bawah skolex terdapat
leher yang pendek dan tali panjang proglottid, dimana setiap proglottid berisi
satu set penuh organ kelamin jantan dan betina dan stuktur lainnya.
Seteleh
terjadi pembuahan, proglottid menjadi sekantung telur masak, lalu putus dan
keluar bersama feses. Jika telur ini tertelan oleh babi atau sapi, larvanya
menjadi sistiserkus di dalam otot inang. Jika manusia memakan daging babi atau
sapi yang terinfeksi yang tidak dimasak sempurna, maka manusia akan terinfeksi
cacung ini.
2.1.3 Reproduksi Platyhelminthes
Reproduksi
Platyhelminthes dilakukan secara seksual dan aseksual.Pada reproduksi seksual
akan menghasilkan gamet.Fertilisasi ovum oleh sperma terjadi di dalam tubuh
(internal).Fertilisasi dapat dilakukan sendiri ataupun dengan pasangan
lain.Reproduksi aseksual tidak dilakukan oleh semua Platyhelminthes.Kelompok
Platyhelminthes tertentu dapat melakukan reproduksi aseksual dengan cara
membelah diri (fragmentasi), kemudian regenerasi potongan tubuh tersebut
menjadi individu baru.
2.1.4 Peranan Platyhelminthes
Karena
kebanyakan platyhelminthes hidup sebagai parasit, pada umunya filum ini akan
merugikan manusia, selain manusia, ada pula cacing pita inag domba dan anjing,
dulu amat banyak orang-orang cina, jepang dan korea yang menderita karena
penyakit parasit, clonorchis, disamping belum berkembang ilmu kesehatan, maka
mereka juga suka makan ikan mentah atau setengah matang.
Usaha-usaha
untuk mencegah infeksi cacing pita pada manusia dan pada inag lain biasanya
dengan memutuskan daur cacing pita, baik dengan cara mencegah jangan sampai
inang perantara terkena infeksi maupun dengan jalan mencegah jangan sampai inag
sendiri terkjena infeksi, selain itu juga pembuangan tinja manusia perlu diatur
menurut syarat-syarat kesehatan sehingga tidak memungkinkan heksakan yang
keluar bersama tinja-tinja itu sampai tertelan babi, sementara itu semua daging
babi, sapid an ikan yang mungkin mengandung sisteserkus harus dimask
sebaik-baiknya oleh manusia.
2.2
Filum Nemathelminthes
Nemathelminthes
berasal dari kata nematos yang berari benang dan helminthes yang
berarti cacing. Jadi arti harfiahnya adalah cacing benang. Namun, cacing ini
lebih terkenal dengan ebutan cacing gilik karena betuknya yang gilik atau bulat
memanjang.
2.2.1 Ciri-Ciri
Umum Nemathelminthes
Hewan triploblastik pseudoselomata,
tubuh simetri bilateral bulat panjang dan dilapisi kutikula, memiliki system
pencernaan lengkap, system sirkulasi oleh cairan pseudoselom tidak memiliki
system respirasi dan eksresi.
Hidup bebas atau parasit dan di
tanah becek, dasar perairan tawar atau laut bebas, parasit pada mahluk hidup.
2.2.2 Klasifikasi
Nemathelminthes
a. Ascaris lumbricoides (cacing perut)
Ascaris adalah salah satu contoh cacing
gilig parasit, tidak punya segmentasi tubuh dan memiliki dinding luar yang
halus, bergerak dengan gerakan seperti cambuk. Cacing ini hidup di dalam usus
halus manusia sehingga sering kali disebut cacing perut.
Ascaris
lumbricoides merupakan hewan dioseus, yaitu hewan dengan jenis kelamin berbeda,
bukan hemafrodit. Ascaris lumbricoides hanya berkembang biak secara seksual.
Ascaris lumbricoides jantan memiliki sepasang alat berbentuk kait yang
menyembul dari anus disebut spikula. Spikula berfungsi untuk membuka pori
kelamin cacing bretina dan memindahkan sperma saat kawin.
Infeksi
cacing ini menyebabkan penyakit askariasis atau cacingan, umumnya pada
anak-anak. Infeksi ini terjadi pada saat mengkonsumsi makanan atau minuman yang
tercemar telur ascaris.
Cacing
dewasa menghasilkan telur-telur yang akan matang di tanah, saat telur in
tertelan orang, larvanya akan melubangi dinding usus, bergerak ke hati, jantung
dan/atau paru-paru. Sesaat di dalam paru-paru, larva berganti kulit, setelah
sepuluh hari bermigrasi lewat saluran udara ke kerongkongan tempat dimana
mereka akan tertelan. Dalam usus kecil cacing dewasa kawin dan betinanya menimbun
telur-telur yang akan dilepaskan keluar bersama feses. Telur dalam feses ini
harus mencapai mulut orang lagi untuk memulai siklus baru.
b. Oma
Duodenale (Cacing Tambang)
Cacing ini dinamakan cacing tambang karena ditemukan di pertambangan daerah tropis.Cacing tambang dapat hidup sebagai parasit dengan menyerap darah dan cairan tubuh pada usus halus manusia.Cacing ini memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dari cacing perut.Cacing tambang Ancylostoma memiliki ujung anterior melengkung membentuk kapsul mulut dengan 1 -4 pasang kait kitin atau gigi pada sisi ventralnya.Kait kitin berfungsi untuk menempel pada usus inangnnya.Pada ujung posterior cacing tambang jantan terdapat bursa kopulasi.Alat ini digunakan untuk menangkap dan memegang cacing betina saat kawin.Cacing betina memiliki vulva (organ kelamin luar) yang terdapat didekat bagian tengah tubuhnya.
c. Oxyuris Vermicularis (Cacing Kremi)
Cacing ini disebut cacing kremi karena ukurannya yang sangat kecil. sekitar 10 -15 mm. Cacing kremi hidup di dalam usus besar manusia.Cacing kremi tidak menyebabkan penyakit yang berbahaya namun cukup mengganggu. Infeksi cacing kremi tidak memerlukan perantara.Telur cacing dapat tertelan bila kita memakan makanan yang terkontaminasi telur cacing ini.Pengulangan daur infeksi cacing kremi secara autoinfeksi, yaitu dilakukan ole penderita sendiri.Cacing ini bertelur pada anus penderita dan menyebabkan rasa gatal.Jika penderita sering menggaruk pada bagian anus dan tidak menjaga kebersihan tangan, maka infeksi cacing kremi akan terjadi kembali.
d. Wuchereria
Bancrofti (Cacing Rambut)
Cacing rambut dinamakan pula cacing filaria.Tempat hidupnya di dalam pembuluh limfa.Cacing ini menyebabkan penyakit kaki gajah (elefantiasis), yaitu pembengkakan tubuh.Pembengkakan terjadi karena akumulasi cairan dalam pembuluh limfa yang tersumbat oleh cacing filaria dalam jumlah banyak.Cacing filaria masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Culex yang banyak terdapat di daerah tropis
e. Trichinella Spiralis
Cacing ini hidup pada otot manusia
dan menyebabkan penyakit trikhinosis atau kerusakan otot. Manusia yang
terinfeksi cacing ini karena memakan daging yang tidak dimasak dengan baik.
Cacing betina dewasa melubangi
dinding usus halus, keturunan yang hidup terbawa oleh aliran darah menuju otot
rangka kemudian menjadi kista.
2.2.3 Reproduksi
Nemathelminthes
Nemathelminthes
umumnya bereproduksi secara seksual
karena sistem reproduksinya bersifat gonokoris, yaitu alat kelamin jantan dan
betinanya terpisah pada individu yang berbeda. Fertilisasi dilakukan secara
internal. Hasil fertilisasi
dapat mencapai lebih dari 100.000 telur per hari. Saat berada di lingkungan
yang tidak menguntungkan, maka telur dapat membentuk kista untuk perlindungan dirinya.
2.2.4 Peranan
Nemathelminthes
Peranan
nemathelminthes bagi kehidupan manusia secara ekonomi tidak ada yang
menguntungkan bahkan merugikan. Nemathelminthes kebanyakan adalah parasit pada
manusia, tanaman, dan hewan
2.3.
Filum Annelida
Annelida
berasal dari kata annulus yang berarti cincin dan oidos yang berarti
bentuk.Dari namanya, Annelida dapat disebut sebagai cacing yang bentuk tubuhnya
bergelang-gelang atau disebut juga cacing gelang.
2.3.1 Ciri-Ciri
Umum Annelida
Annelida
dapat hidup di berbagai tempat, baik di air tawar, air laut, atau
daratan.Umumnya hidup bebas, meskipun ada juga yang bersifat parasit. Filum
Annelida terdiri dari cacing berbuku-buku seperti cacing tanah.Perkembangan
buku-buku badan ini memungkinkan adanya pembentukan fungsi yang berbeda dalam
ruas badan (segmentasi) yang berbeda.Annelida memilikicoelom yang besar untuk
mengakomodasi organ dalam yang lebih kompleks.Terdapat sekitar 12,000 jenis di
laut, air tawar dan daratan, terbagi menjadi tiga kelas.
2.3.2 Klasifikasi
Annelida
a. Plychaeta
Polychaeta (dalam bahasa yunani, poly = banyak,
chaetae = rambut kaku) merupakan annelida berambut banyak.Tubuh Polychaeta
dibedakan menjadi daerah kepala (prostomium) dengan mata, antena, dan sensor
palpus. Polychaeta memiliki sepasang struktur seperti dayung yang disebut
parapodia (tunggal = parapodium) pada setiap segmen tubuhnya.Fungsi parapodia
adalah sebagai alat gerak dan mengandung pembuluh darah halus sehingga dapat
berfungsi juga seperti insang untuk bernapas. Setiap parapodium memiliki rambut
kaku yang disebut seta yang tersusun dari kitin.
Contoh :
Polychaeta yang sesil adalah cacing kipas
(Sabellastarte indica) yang berwarna cerah.Sedangkan yang bergerak bebas adalah
Nereis virens, Marphysa sanguinea, Eunice viridis(cacing palolo), dan
Lysidiceoele(cacing wawo).
Kebanyakan Polychaeta hidup di laut serta memiliki
parapodia dan setae.Parapodia adalah kaki seperti dayung (sirip) digunakan
untuk berenang sekaligus bertindak sebagai alat pernafasan.Setae adalah
bulu-bulu yang melekat pada parapodia, yang membantu polychaeta melekat pada
substrat dan juga membantu mereka bergerak.Cacing kerang, seperti Nereis adalah
pemangsa yang aktif.Banyak yang memiliki kepala yang berkembang baik, dengan
rahang bagus, mata dan organ peraba lainnya.
b. Oligochaeta
Oligochaeta (dalam bahasa yunani, oligo = sedikit, chaetae = rambut kaku) yang merupakan annelida berambut sedikit. Oligochaeta tidak memiliki parapodia, namun memiliki seta pada tubuhnya yang bersegmen.Contoh :Oligochaeta yang paling terkenal adalah cacing tanah.Jenis cacing tanah antara lain adalah cacing tanah Amerika (Lumbricus terrestris), cacing tanah Asia (Pheretima), cacing merah (Tubifex), dan cacing tanah raksasa Australia (Digaster longmani).Cacing ini memakan oarganisme hidup yang ada di dalam tanah dengan cara menggali tanah.Kemampuannya yang dapat menggali bermanfaat dalam menggemburkan tanah.Manfaat lain dari cacing ini adalah digunakan untuk bahan kosmetik, obat, dan campuran makan berprotein tinggi bagi hewan ternak.
Oligochaeta
contohnya adalah cacing tanah, yang cenderung memiliki sedikit setae yang
bergerombol secara langsung dari tubuhnya. Cacing tanah memiliki kepala atau
parapodia yang kurang berkembang.Pergerakannya dengan gerak terkoordinasi dari
otot-otot tubuh dibantu dengan setae.
c. Hirudinea
Hirudinea merupakan kelas annelida
yang jenisnya sedikit.Hewan ini tidak memiliki arapodium maupun seta pada
segmen tubuhnya.Panjang Hirudinea bervariasi dari 1 – 30 cm.Tubuhnya pipih
dengan ujung anterior dan posterior yang meruncing.Pada anterior dan posterior
terdapat alat pengisap yang digunakan untuk menempel dan bergerak.Sebagian
besar Hirudinea adalah hewan ektoparasit pada permukaan tubuh inangnya.Inangnya
adalah vertebrata dan termasuk manusia.Hirudinea parasit hidup denga mengisap
darah inangnya, sedangkan Hirudinea bebas hidup dengan memangsa invertebrata
kecil seperti siput.Contoh Hirudinea parasit adalah Haemadipsa (pacet) dan
hirudo (lintah). Saat merobek atau membuat lubang, lintah mengeluarkan zat
anestetik (penghilang sakit), sehingga korbannya tidak akan menyadari adanya
gigitan.Setelah ada lubang, lintah akan mengeluarkan zat anti pembekuan darah
yaitu hirudin.Dengan zat tersebut lintah dapat mengisap darah sebanyak mungkin.
Kelas Hirudinea contohnya lintah.Kebanyakan tinggal di air
tawar, tetapai ada yang di laut atau daratan.Setiap gelang tubuh memiliki
beberapa alur mendatar.Lintah memunculkan pengisap anterior kecil sekitar
mulutnya dan pengisap posterior yang besar.Meskipun beberapa diantaranya adalah
predator yang hidup bebas, kebanyakan adalah pemakan cairan.Pengisap darah
dapat mencegah penggumpalan darah dengan zat hirudin yang dikeluarkan dari
ludah.
2.3.3 Reproduksi
Annelida
Annelida
umumnya bereproduksi secara seksual dengan pembantukan gamet.Namun ada juga
yang bereproduksi secara fregmentasi, yang kemudian beregenerasi.Organ seksual
annelida ada yang menjadi satu dengan individu (hermafrodit) dan ada yang
terpisah pada individu lain (gonokoris).
2.3.4 Peranan
Annelida
Peranan
Platyhelminthes dalam kehidupan :
a.
Cacing
tanah dapat menyuburkan tanah, karena membantu menghancurkan tanah dan membantu
aerasi tanah.
b.
Cacing
palolo dan cacing wawo dimanfaatkan msayarakat di daerah tertentu dijadikan
sebagai makanan.
c.
Lintah
menghasilkan zat hirudin atau zat antikoagulan atau zat anti pembekuan darah.
2.4.
Filum Chordata
Chordata
adalah salah satu filum dari kingdom animalia. Chordata berasal dari bahasa
Yunani yang berarti tali. Hewan yang termasuk chordata adalah semua hewan yang
memiliki penyokong tubuh dalam.
2.4.1 Ciri-Ciri
Umum Chordata
Chordata memiliki
notokorda pada masa embrionik, yaitu sumbu penyongkong tubuh primer, celah
faring atau celah insang pada beberapa tahap selama masa perkembangannya, tali
saraf dorsal dan ekor, paling tidak pada masa embrionik.
2.4.2 Klasifikasi
Chordata
a. Hemichordata
Kedudukan Hemichordata dalam phylum Chordata sulit
untuk dibedakan, karena dalam sub phylum ini terdapat beberapa jenis binatang
yang mempunyai bentuk seperti cacing. Anatomi hemichordata ialah lunak dan
berbentuk silinder seperti cacing. Dataran badan dilapisi epidermis yang
terdiri atas satu lapis sel yang mempunyai cilia. Pada badan dapat dibedakan :
ü Proboscis,
yang berbentuk seperti conus.
ü Collare, yang berbentuk sebagai leher baju
dan menglilingi colum dan basis
proboscis.
ü Truncus,
yang panjang agak pipih.
b. Urochordata
Terdapat di laut dari daerah tropis sampai kutub pada pantai sampai kedalaman 4.803 m. Beberapa hidup bebas, dan beberapa melekat atau sesil, setelah masa larva yang hidup bebas. Nothocord hewan-hewan ini terdapat pada ekor pada masa larva saja. Bentuk hewan ini bermacam-macam, ada yang kecil ada yang besar. Beberapa hidup secara soliter bererapa hidup secara koloni. 4 Anatomi Salah satu contoh dari sub phylum Urochordata adalah Ascidia berbentuk sebagai silinder atau bulat memanjang. Pada satu ujung ia melekat pada sesuatu. Tubuhnya ditutup oleh tunica yang dibuat dari cellulose atau tunicin. Ia dibuat oleh cel-cel mesoderm. Tunica melapisi pallium, ialah suatu lapisan yang tersusun dari ectoderm, jaringan pengikat dan serabut-serabut otot, yang terutama berjalan melingkar. Pada ujung yang bebas terdapat satu lubang yng disebut lubang oral.
c. Chepalochordata
Bentuk seperti ikan dan
meliputi 30 species dan diantara yang terkenal adalah AMPHIOXUS dan LANCELET.
Hewan ini biasanya menguburkan diri dalam pasir yang bersih di dasar tepi laut
yang aman dengan mencuatkan bagian anteriornya. Di dalam air biasanya berenang
lincah sekali. Sebutan Lancelet disebabkan ujung akhir tubuh runcing. Ciri
Chordata pada chepalochordata jelas sekali bila dibandingkan dengan Sub Phylum
Hemichordata dan Tunicata. Ia adalah runcing pada kedua ujung. Ujung cranial
disebut rostum. Pada tepi dorsal terdapat suatu lipatan median longitudinal,
ialah sirip dorsal yang melanjutkan diri ke caudal sebagai sirip caudal yang
kemudian melanjtkan diri ke venral cranial sampai dimana penampang melintang
badan menjadi segitiga, sebagai sirip ventral. Embryologi Fertilisasi
berlangsung external. Pembelahan melalui meridional, kemudian sampir
equatorial, sehingga terjadi micromer dan macromer dan terjadi bentuk morula.
Kemudian terjadi bentuk blastula disusul oleh bentuk glastula. Bentuk glastrula
terjadi oleh karena adanya invaginasi secara epiboli. Bentuk gastrula semula
berbentuk seperti piring, tetapi kemudian archenteron mendalam dan gastoporus
mengecil dan terdapat pada ujung yang akan menjadi ujung caudal, di dataran
yang akan menjdi dataran dorsal. Dataran ini mendatar padahal dataran yang akan
menjadi dataran ventral tetap melengkung.
d. Vertebrata
Vertebrata adalah subfilum dari
Chordata, mencakup semua hewan yang memiliki tulang belakang yang tersusun dari
vertebra. Vertebrata adalah subfilum terbesar dari Chordata. Ke dalam
vertebrata dapat dimasukkan semua jenis Pisces ), Amfibia, Reptil,Aves , serta
hewan Mamalia. Kecuali jenis-jenis dari kelompok Pisces vertebrata diketahui
memiliki dua pasang tungkai. Ciri khas vertebrata yaitu :
- Pada tingkat dewasa, korda
dorsalisnya diganti oleh tulang punggung (kolumna vertebralis) yang
tersusun dari tulang biasa. Di sebelah dorsal tulang punggung terdapat
tulang sumsung punggung.
- Otak terdapat pada bagian
anterior sumsum punggung. Otak dilindungi oleh tulang tengkorak. Subfilum
ini dibagi atas dua superklas (induk kelas), yaitu Superklas Pisces dan
Superklas Tetrapoda
2.4.3 Reproduksi
Chordata
Secara
umum jenis reproduksi Chordata adalah Reproduksi secara seksual (bersifat
hermaprodit) dan aseksual (tunas).
Selain itu, Reproduksi Anura secara seksual dan pembuahan secara
eksternal, dan reproduksi secara seksual dengan pembuahan secara internal
menggunakan alat kopulasi berupa Hemipenis. Setelah terjadi pembuahan telur
dibungkus cangkang dan dieram pada dedaunan/pasir. Serta Reproduksi secara
seksual dengan pembuahan secara internal, bersifat ovipar.
2.4.4 Peranan
Chordata
Peranan
Platyhelminthes dalam kehidupan :
- Sebagai
bahan makanan
- Bahan
obat-obatan dan kesehatan
- Dapat
dijadikan hama bagi pertanian
- Pengembangan
teknologi
- Dapat
dijadikan hobby dan rekreasi
- Sebagai
bahan sandang
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari
Pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa :
- Platyhelminthes berasal dari bahasa yunani, Platy =
Pipih dan Helminthes = cacing. Oleh sebab itulah Filum platyhelminthes
sering disebut Cacing Pipih. Platyhelminthes adalah filum ketiga dari
kingdom animalia setelah porifera dan coelenterata. Platyhelminthes adalah
hewan triploblastik yang paling sederhana. Cacing ini bisa hidup bebas dan
bisa hidup parasit. Yang merugikan adalah platyhelminthes yang hidup
dengan cara parasite.
- Nemathelminthes berasal dari kata nematos yang
berari benang dan helminthes yang berarti cacing. Jadi arti
harfiahnya adalah cacing benang. Namun, cacing ini lebih terkenal dengan
ebutan cacing gilik karena betuknya yang gilik atau bulat memanjang.
- Annelida berasal dari kata annulus yang berarti cincin
dan oidos yang berarti bentuk.Dari namanya, Annelida dapat disebut sebagai
cacing yang bentuk tubuhnya bergelang-gelang atau disebut juga cacing
gelang.
- Chordata
adalah salah satu filum dari kingdom animalia. Chordata berasal dari
bahasa Yunani yang berarti tali. Hewan yang termasuk chordata adalah semua
hewan yang memiliki penyokong tubuh dalam.
3.2
Saran
Berdasarkan
pembahasan dan kesimpulan yang telah di kemukakan sebelumnya, pada bagian ini Kami
dari Tim Penyusun menyarankan :
- Dengan adanya makalah ini dapat
menjadi media atau bahan diskusi yang baik dan dialogis.
- Kami berharap adanya respon
balik (feedback) berupa masukan,
kritikan dan saran yang konstruktif dari siapapun mengenai pembahasan
diatas.
- Tim Penyusun menyadari bahwa dalam
pembahasan ini masih jauh dari sempurna, maka dalam hal ini perlu
mendapatkan perhatian dari teman-teman siswa maupun para guru terutama
para ahli biologi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar