Makalah Fisika Tentang Pemuaian Zat Padat
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam ensiklopedia bebas (wikipedia) dijelaskan bahwa, Pemuaian adalah perubahan suatu benda yang bisa menjadi bertambah
panjang, lebar, luas, atau berubah volumenya karena terkena panas (kalor). Pada sambungan rel
kereta api ditemukan bahwa sambungannya tidak pas melainkan agak renggang.
Dibuat demikian bukan tanpa alasan melainkan karena rel dapat memuai sehingga
apabila dibuat tidak renggang akan menimbulkan lengkungan pada sambungan dan
itu sangat berbahaya jika ada kereta yang melintas.
Dalam
hal ini ilmu pengetahuan sangat berperan penting terutama cabang ilmu fisika
yang salah satunya mempelajari tentang pemuaian zat yang akan di bahas dalam
pembahasan makalah
ini.
B. Rumusan
Masalah
- Bagaimana konsep pemuaian pada suatu zat?
- Apa yang dimaksud dengan pemuaian?
- Apa saja jenis –jenis pemuaian zat?
- Berapa nilai koefisien
muai panjang beberapa zat?
- Apa manfaat dan kerugian pemuaian zat?
B. Tujuan Makalah
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui konsep
pemuaian pada suatu zat.
2.
Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui definisi pemuaian
b. Untuk mengetahui jenis –jenis pemuaian zat
c. Untuk mengetahui koefisien muai panjang beberapa zat
d. Untuk mengetahui manfaat dan kerugian pemuaian zat
B. Manfaat Makalah
Setelah
melakukan penelitian kita dapat mengaplikasikan kosep pemuaian pada benda dalam
kehidupan sehari-hari dimulai dari hal-hal yang kecil di lingkungan sekitar.
BAB II
PEMBAHASAN
1. 1 Pemuaian Zat
Pemuaian
Zat Padat, Cair, dan Gas- Pemuaian zat adalah peristiwa perubahan geometri dari
suatu benda karena pengaruh panas (kalor). Perubahan geometri ini bisa meliputi
bertambahnya panjang, lebar, maupun volume. Pemuaian biasanya diiringi dengan
kenaikan suhu zat. Sobat mungkin pernah melihat rel kereta yang bengkok, itu
adalah contoh peristiwa pemuaian (yang merugikan). Selain contoh pemuaian yang
merugikan, masih banyak contoh pemuaian yang menguntungkan. Misalnya saja
pemuaian cairan merkuri pada termometer. Selain termometer, masih ada contoh
sederhana yang bisa kita lihat dari pemuaian bimetal. Pemuaian bimetal ini
banyak digunakan di alat-alat listrik seperti setrika dan sekring yang
prinsipnya sebagai safety tool dari kebakaran maupun korsleting.
Contoh Pemuaian Zat |
2. 2 Jenis-jenis pemuaian zat
1 Pemuaian Zat Padat
Pemuaian zat padat merupakan peristiwa bertambah panjang, lebar, atau volume suatu benda padat karena pengaruh panas (kalor). Contoh pemuaian zat padat seperti pemuaian rel kereta yang telah disebutkan tadi. Benda padat pada prinsipnya mengalami pemuaian di semua bagian benda tersebut (volume) tapi guna memudahkan mempelajarinya, pemuaian zat padat dibagi menjadi 3
a. Pemuaian Panjang
Jika
temperatur dari sebuah benda naik, kemungkinan besar benda tersebut akan
mengalami pemuaian. Misalnya, sebuah benda yang memiliki panjang L0 pada
temperatur T akan mengalami pemuaian
panjang sebesar ΔL jika temperatur
dinaikan sebesar ΔT. Secara matematis, perumusan pemuaian
panjang dapat dituliskan sebagai
berikut.
Satuan dari α adalah
kebalikan dari satuan temperatur skala Celsius (1/ °C) atau kelvin (1/K). Tabel
berikut ini menunjukkan nilai dari koefisien muai
panjang untuk berbagai zat.
Pemuaian
panjang adalah pertambahan panjang benda akibat pengaruh suhu (1 dimensi). Coba
amati kabel listrik yang terlihat lebih kendor di siang hari jika dibanding
pada pagi hari, itulah contoh dari muai pemuaian panjang. Besarnya pemuaian zar
tergantung pada konstanta muai panjang zat dan nilai konstanta tersebut akan
berbeda-beda untuk tiap zatnya. Alat yang digunakan untuk menyelidiki pemuaian
panjang berbagai jenis zat padat adalah musschenbroek. Pemuaian panjang suatu
benda dipengaruhi oleh panjang mula-mula benda, besar kenaikan suhu, dan
tergantung dari jenis benda.
Rumus pemuaian panjang
ΔL = Lo. α. ΔT
ΔL =besarnya pemuaian panjang
Lo = panjang mula-mula
α = konstanta pemuaian
ΔT = selisih suhu
Lo = panjang mula-mula
α = konstanta pemuaian
ΔT = selisih suhu
L = Lo + ΔL
L = Lo (1 + α.ΔT)
L = Lo (1 + α.ΔT)
L = panjang setelah dipanaskan
Lo = panjang mula-mula
Lo = panjang mula-mula
Tabel koefisien muai panjang beberapa zat padat
No
|
Jenis
zat
|
Alpha(
/0C)
|
1
2
3
4
5
6
7
8
|
Aluminium
Perunggu
Baja
Tembaga
Kaca
Pirek
Berlian
Grafit
|
0,000024
0,000019
0,000011
0,000017
0,000009
0,000003
0,000001
0,000008
|
Tabel Nilai Pendekatan
Koefisien Muai Panjang Berbagai Zat
Bahan
|
α (1/K)
|
Aluminium
Kuningan Karbon -Intan -Grafit Tembaga Gelas -Biasa -Pyrex Es Invar Baja |
24 ×
10–6
19 × 10–61,2 × 10–6 7,9 × 10–6 17 × 10–69 × 10–6 3,2 × 10–6 51 × 10–6 1 × 10–6 11 × 10–6 |
- contoh soal pemuaian
panjang
Sebuah logam pada mulanya memiliki panjang 20 cm. Kemudian menerima kalor dan suhunya naik sebesar 40 derajat. Jika koefisien muai panjang logam tersebut adalah 0,001/oC Maka berapa panjang logam tersebut setelah suhunya naik?
- Pembahasan
L = Lo (1 + α.ΔT)
L = 0,2. (1+0,001.40)
L = 0,2. (1+0,04)
L = 0,2.1,04 = 0,208 m
L = Lo (1 + α.ΔT)
L = 0,2. (1+0,001.40)
L = 0,2. (1+0,04)
L = 0,2.1,04 = 0,208 m
b. Pemuaian Luas
Sebuah
benda yang padat, baik bentuk persegi maupun silinder, pasti memiliki luas dan
volume. Seperti halnya pada pemuaian panjang, ketika benda dipanaskan, selain
terjadi pemuaian panjang juga akan mengalami pemuaian luas. Perumusan pada
pemuaian luas hampir sama seperti pada pemuaian panjang, yaitu sebagai berikut.
dengan β adalah
koefisien muai luas.
satuan dari β
adalah /K sama seperti koefisien muai panjang (α). Coba Anda perhatikan sebuah
tembaga berbentuk persegi sama sisi. Misalkan, panjang sisi tembaga adalah L0
maka luas tembaga adalah L02. Jika tembaga tersebut dipanasi sampai terjadi
perubahan temperatur sebesar ΔT maka sisi-sisi tembaga akan memuai dan panjang
sisi tembaga menjadi L0 + ΔT. Luas tembaga setelah memuai akan berubah menjadi
(L0 + ΔT)2 dan perubahan luas setelah pemuaian adalah
dari perumusan koefisien
muai luas, yaitu
Oleh karena perubahan
panjang ΔL tembaga sangatlah kecil maka nilai ΔL2 dapat diabaikan. Jika ditulis
ulang, persamaan tersebut menjadi
maka
Contoh pemuaian luas yang bisa sobat amati adalah pada pemanasan lempeng tipis logam. Lempeng tipis logam akan mengalami penambahan luas setelah dipanaskan. Kemampuan suatu benda untuk mengalami pemuaian luas sangat ditentukan oleh koefisien muai luas dilambangkan dengan β, Dengan nilai β = 2α. Rumus Pemuaian Luas
ΔA = Ao.β.ΔT
A = Ao + ΔA
A = A0 (1+β.ΔT)
A = Ao + ΔA
A = A0 (1+β.ΔT)
Ket :
Ao = Luas Sebelum dipanaskan
A = luas setelah pemanasan
ΔA = penambahan luas
β = koefisien muai luas
ΔT = selisih suhu (kenaikan suhu)
A = luas setelah pemanasan
ΔA = penambahan luas
β = koefisien muai luas
ΔT = selisih suhu (kenaikan suhu)
- contoh soal pemuaian luas :
sebuah
lempeng logam mula-mula mempunyai luas 100 cm2 lalu menerima
kalor sehingga suhunya naik 50oC, jika koefisien muai panjang
lempeng logam tersebut adalah 0,001/oC maka berapa pertambahan luas
lempeng logam tersebut?
-Pembahasan :
ΔA = Ao.β.ΔT
ΔA = Ao.2α.ΔT
ΔA = 1.2.0,001.50 = 0,1 m2
ΔA = Ao.2α.ΔT
ΔA = 1.2.0,001.50 = 0,1 m2
c. Pemuaian Volume
Seperti
yang telah dibahas sebelumnya, setiap benda yang padat pasti memiliki volume.
Jika panjang sebuah benda dapat memuai ketika dipanaskan maka volume benda
tersebut juga ikut memuai. Perumusan untuk pemuaian volume sama dengan
perumusan panjang dan luas, yaitu
dengan γ adalah
koefisien muai volume
Perlu Anda ketahui
terdapat hubungan antara α dan β terhadap waktu γ , yaitu
Pemuaian volume sama juga dengan pertambahan atau pemuaian panjang secara 3
dimensi. Karena itu muai volume sama juga dengan tiga kali muai panjang.
Pemuaian volume suatu zat tergantung pada koefisien muai volumenya γ (gamma)
dimana γ = 3α
ΔV = Vo.γ.ΔT
V= Vo + ΔV
V= Vo(1+γ.ΔT)
V= Vo + ΔV
V= Vo(1+γ.ΔT)
Ket :
ΔV = penambahan volume
Vo = volume awal
ΔT = kenaikan suhu
γ = koefisien muai volume
Vo = volume awal
ΔT = kenaikan suhu
γ = koefisien muai volume
- Contoh Soal Pemuaian Volume
Sebuah
kubus dengan rusuk 10 cm dan koefisien muai panjang 0,001/oC.
Kubus tersebut diberi kaalor sehingga suhu awalnya yang 30oC
mejadi 80oC, berapakah pertambahan volume dan volume akhir kubus
tersebut?
Pembahasan
ΔV = Vo.γ.ΔT
ΔV = 1000.3.o,oo1.(80-50)
ΔV = 150 cm2
V= Vo + ΔV
V= 1000 + 50 = 1050 cm2
ΔV = 1000.3.o,oo1.(80-50)
ΔV = 150 cm2
V= Vo + ΔV
V= 1000 + 50 = 1050 cm2
2. 3 Contoh Pemuaian
Jenis
Pemuaian Zat |
Contoh
Pemuaian Zat |
Pemuaian
Zat padat |
1. Rel
Kereta Api yang bengkok karena panas
2. Kabel
listrik/telepon yang lebih kendur ketika siang hari
3. Bimetal
pada alat-alat listrik seperti pada setrika yang akan mati sendiri ketika
sudah terlalu panas.
4. Pemuaian
pada kaca rumah.
5. Mengeling
Pelat Logam Umumnya dilakukan
pada pembuatan container dan badan kapal besar.
6. Pemasangan
Ban Baja pada Roda Lokomotif
Dilakukan dengan cara memanaskan ban baja hingga memuai kemudian dipasangkan pada poros roda,setelah dingin akan menyusut dan mengikat kuat. |
Pemuaian
Zat Cair |
1. Termometer
Memanfaatkan pemuaian zat cair
(raksa atau alkohol) pada tabung thermometer.
2. Air
dalam panci akan meluap ketika
dipanaskan. (selain dipengaruhi oleh konveksi kalor peristiwa ini juga dipengaruhi oleh pemuaian air) |
Pemuaian
(zat) Gas |
1. Balon
yang meletus terkena panas.
2. Roda
kendaraan yang meletus terkena panas
|
Sebenarnya
masih banyak lagi contoh pemuaian zat di kehidupan kita.
Sobat bisa coba mengamatinya sendiri.
2.4 Manfaat Pemuaian Zat
- Pemasangan poros roda pada kereta api dan pedati.
Dalam hal ini diameter poros dibuat lebih besar sedikit dibanding diameter
lubang roda. Dengan memanaskan roda kereta, maka lubang pada roda memuai.
Pada saat itulah poros dimasukkan ke dalam roda kemudian roda didinginkan
- Penggunaan bimetal untuk sakelar otomatis pada
setrika listrik, lemari es, alarm kebakaran, dan lainnya. Bimetal adalah
dua keping logam berbeda yang disatukan dengan cara dikeling atau dilas.
Karena kedua logam berbeda koefisien muainya, maka ketika dipanaskan atau
didinginkan bimetal akan melengkung. Bimetal melengkung ke arah logam yang
koefisien muainya lebih kecil ketika dipanaskan dan melengkung ke arah
logam yang koefisien muainya lebih besar ketika dipanaskan.
- Melepaskan tutup botol yang sukar dilepas. Karena
tutup botol terbuat dari logam yang koefisien muainya lebih besar dari
kaca (gelas), maka ketika suhu turun tutup botol menyusut lebih cepat
dibanding mulut botol. Akibatnya tutup botol sulit dibuka. Dengan memanaskan
tutup botol, tutup botol akan lebih mudah dibuka karena tutup botol memuai
lebih cepat dibanding mulut botol.
2.5 Kerugian Pemuaian Zat
contoh kerugian yang ditimbulkan
akibat pemuaian adalah sebagai berikut:
- Gelas atau
mangkok dari kaca retak atau pecah ketika diisi dengan air panas secara
tiba-tiba. Hal ini terjadi karena gelas tidak mudah menghantarkan panas
sehingga ketika diisi air panas, kalor tidak cepat menyebar. Akibatnya,
bagian dalam gelas memuai lebih cepat dibanding bagian luarnya.
- Rel kereta
api melengkung pada siang hari karena rel mengalami pemuaian, sedangkan
rel terikat oleh baut-baut pengikat. Untuk mengatasi melengkungnya rel,
pada tiap sambungan rel diberi celah.
- Kaca pada
jendela atau kaca pada pintu, retak atau pecah pada siang hari yang panas.
Hal ini karena pemuaian kaca lebih besar dibanding pemuaian kayu. Untuk
mencegah agar kaca tidak pecah, maka bingkai kaca dibuat luas (longgar)
dibanding kacanya.
- Jembatan
dapat melengkung atau patah ketika suhu udara naik Hal ini dapat diatasi
dengan cara membuat celah (rongga) pada tiang penyangga jembatan atau
membuat celah pada tiap sambungan balok jembatan.
- Bagian
mesin mobil atau motor memuai ketika mesin sedang berjalan. Akibatnya,
suara mesin menjadi kasar dan bagian yang berputar menjadi mogok berputar.
Hal ini dapat diatasi dengan cara mendinginkan mesin dengan cara
memasukkan cairan pendingin.
- Kabel
listrik dipasang agak kendor. Jika dipasang pada posisi tegang, pada malam
hari suhunya lebih rendah, kabel listrik menyusut dan dapat putus.
BAB
III
Pertanyaan
dan Pembahasan
1. Mengapa dalam pemuaian luas menggunakan
rumus koefisien 2α? ( Riki Armayoga Sugara )
Pembahasan:
Karena
memang sudah ditetapkan masing-masing rumus koefisiennya yaitu
a. Koefisien muai panjang yaitu α
b. Koefisien muai luas yaitu
c. Koefisien muai volume yaitu
( Marshela Aida
Handayani )
2. Jika satuannya masih dalam centimeter, apakah harus
diubah ke meter ? ( Guruh Sukarno Putra )
Pembahasan:
Jika soalnya dalam bentuk Pilihan Ganda (PG) dan dalam pilihan jawaban tersebut
menggunakan satuan meter, maka kita harus mengubah satuan soal tersebut menjadi
meter. Tetapi jika dalam pilihan masih menggunakan centimeter berati tidak
perlu mengubahnya. Sedangkan jika soal essay, sebaiknya kita mengubahnya
menjadi meter, karena meter adalah SI.
( Marshela Aida
Handayani )
3. Mengapa rumus muai panjang, luas, dan volume berbeda? (
Desi Isnaini )
Pembahasan:
Karena muai panjang, luas, dan volume mempunyai koefisien muai zat yang
masing-masing berbeda rumus, dan bidang atau bangun yang tak sama. Rumus
dasarnya sebenarnya sama, yang membedakan hanya koefisien dari muai zat
tersebut dan rumus dari bidang atau bangun zat tersebut.
a. Jika muai panjang menggunakan koefisien α
b. Jika muai luas menggunakan koefisien
c. Dan jika muai volume menggunakan koefisien
( Marshela Aida
handayani )
4. Bagaimana jika dalam soal koefisien yang diketahui adalah
β , bukan α padahal soal tersebut termasuk muai panjang ?
Pembahasan:
Kita bisa mencari α dengan rumus :
α = β
÷2
atau
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pemuaian adalah perubahan suatu benda yang
bisa menjadi bertambah panjang, lebar, luas, atau berubah volumenya karena terkena panas (kalor).
Pada sambungan rel kereta api ditemukan bahwa sambungannya tidak pas melainkan
agak renggang. Dibuat demikian bukan tanpa alasan melainkan karena rel dapat
memuai sehingga apabila dibuat tidak renggang akan menimbulkan lengkungan pada
sambungan dan itu sangat berbahaya jika ada kereta yang melintas. Dengan kata lain, Pemuaian pada suatu zat
bisa terjadi apabila terkena kalor, dalam hal ini pemuaian memiliki manfaat dan
juga kerugian dalam kehidupan sehari-hari.
2. Saran
Demikian
yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan–kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan–kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar