MAKALAH TENTANG KINGDOM FUNGI (JAMUR)
BAB
I
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG
Fungi
adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik heterotrof
yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke dalam
sel-selnya. Kalangan ilmuwan kerap menggunakan istilah “cendawan” sebagai
sinonim bagi Fungi.
Masyarakat
awam biasa menyebut sebagian besar anggota Fungi sebagai jamur, kapang, khamir,
atau ragi, meskipun seringkali yang dimaksud adalah penampilan luar yang
tampak, bukan spesiesnya sendiri. Kesulitan dalam mengenal fungi sedikit banyak
disebabkan adanya pergiliran keturunan yang memiliki penampilan yang sama
sekali berbeda (ingat metamorfosis pada serangga atau katak). Fungi
memperbanyak diri secara seksual dan aseksual. Perbanyakan seksual dengan cara
:dua hifa dari jamur berbeda melebur lalu membentuk zigot lalu zigot tumbuh
menjadi tubuh buah, sedangkan perbanyakan aseksual dengan cara membentuk spora,
bertunas atau fragmentasi hifa. Jamur memiliki kotak spora yang disebut
sporangium. Di dalam sporangium terdapat spora. Contoh jamur yang membentuk
spora adalah Rhizopus. Contoh jamur yang membentuk tunas adalah Saccharomyces.
Hifa jamur dapat terpurus dan setiap fragmen dapat tumbuh menjadi tubuh buah.
Meski begitu, ternyata tidak sedikit dari kita yang
belum memahami dengan jelas seperti apa makhluk kecil ini. Inilah yang kemudian
melatarbelakangi sehingga dalam makalah ini Kami mengangkat topik tentang
Kingdom Fungi.
- RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, yang menjadi
rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
- Apa Ciri - Ciri Umum Fungi?
- Bagaimana Klasifikasi Fungi?
- Bagaimana Peranan Fungi Dalam
Kehidupan?
- MANFAAT
Manfaat makalah :
- Dapat mengetahui Apa ciri-ciri umum
fungi
- Dapat memahami bagaimana
klasifikasi fungi
- Dapat memahami bagaimana peranan
fungi dalam kehidupan
BAB II
PEMBAHASAN
- CIRI - CIRI UMUM JAMUR
Fungi
adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik heterotrof
yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke dalam
sel-selnya. Kalangan ilmuwan kerap menggunakan istilah “cendawan” sebagai
sinonim bagi Fungi.
Umumnya, jamur merupakan organisme multiseluler, dan
beberapa ada yang uniseluler . Jamur memiliki perbedaan yang terlihat dari
struktur tubuh, memperoleh nutrisi, dan cara reproduksi.
- Struktur Tubuh
Tubuh jamur tersusun oleh sel-sel eukariotik yang
memiliki dinding sel dan zat kitin. Zat kitin tersusun atas polisakarida yang
mengandung nitrogen, bersifat kuat, tetapi fleksibel. Zat kitin pada jamur
mirip dengan zat kitin yang ditemukan pada kerangka luar serangga atau
Arthropoda lain. Fungi tidak memiliki klorofil, oleh karena itu fungi tergolong
organisme heterotrof.
Meskipun bersifat heterotrof, fungi tidak mencerna
makanannya di dalam tubuh.Sel-sel penyusun tubuh jamur makroskopis memanjang
membentuk benang yang disebut hifa. Hifa bercabang cabang membentuk
jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan
membentuk tubuh buah. Hifa merupakan struktur menyerupai benang yang terdiri
atas satu atau banyak sel yang dikelilingi dinding berbentuk pipa.
Pada beberapa jenis jamur, hifa memiliki sekat-sekat
antar sel yang disebut septa. Septa memiliki celah atau pori yang
cukup besar sehingga organel sel dapat mengalir dan suatu sel ke sel lainnya.
Sel jamur mengandung organel eukariotik, antara lain mitokondria, ribosom, dan
inti sel (nukleus). Pada beberapa jenis jamur lainnya, hifa tidak memiliki
sekat sehingga disebut asepta. Oleh karena tidak memiliki sekat,
hifa jamur asepta merupakan massa sitoplasma yang panjang dan mengandung ratusan
hingga ribuan nukleus; disebut hifa senositik. Jumlah inti sel yang
banyak merupakan hasil pembelahan inti sel yang berulang ulang tanpa disertai
pembelahan sitoplasma.
Hifa yang bercabang-cabang membentuk miselium
memungkinkan terjadinya perluasan permukaan bidang absorpsi (penyerapan)
sehingga sangat cocok sebagai alat penyerap nutrisi. Diperkirakan, 10 cm3 tanah
organik yang subur dapat ditumbuhi hifa jamur berdiameter 10 µm sepanjang 1 km.
Jamur yang hidup parasit pada organisme lain memiliki hifa yang termodifikasi
menjadi haustorium. Haustorium adalah ujung hifa yang menembus
jaringan inang dan berfungsi untuk menyerap sari makanan. Hifa pada sebagian
miselium ada yang berdiferensiasi dan termodifikasi membentuk alat reproduksi
untuk menghasilkan spora. Miselium yang menghasilkan spora disebut miselium
generatif.
- Cara Memperoleh Nutrisi
Sel-sel penyusun tubuh jamur makroskopis memanjang
membentuk benang yang disebut hifa. Hifa bercabang cabang membentuk
jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan
membentuk tubuh buah.
Hifa merupakan struktur menyerupai benang yang terdiri
atas satu atau banyak sel yang dikelilingi dinding berbentuk pipa. Pada
beberapa jenis jamur, hifa memiliki sekat-sekat antar sel yang disebut septa.
Septa memiliki celah atau pori yang cukup besar sehingga organel sel dapat
mengalir dan suatu sel ke sel lainnya. Sel jamur mengandung organel eukariotik,
antara lain mitokondria, ribosom, dan inti sel (nukleus). Pada beberapa jenis
jamur lainnya, hifa tidak memiliki sekat sehingga disebut asepta.
Oleh karena tidak memiliki sekat, hifa jamur asepta merupakan massa sitoplasma
yang panjang dan mengandung ratusan hingga ribuan nukleus; disebut hifa senositik.
Jumlah inti sel yang banyak merupakan hasil pembelahan inti sel yang berulang
ulang tanpa disertai pembelahan sitoplasma.Hifa yang bercabang-cabang membentuk
miselium memungkinkan terjadinya perluasan permukaan bidang absorpsi
(penyerapan) sehingga sangat cocok sebagai alat penyerap nutrisi. Diperkirakan,
10 cm3 tanah organik yang subur dapat ditumbuhi hifa jamur
berdiameter 10 µm sepanjang 1 km. Jamur yang hidup parasit pada organisme lain
memiliki hifa yang termodifikasi menjadi haustorium. Haustorium adalah
ujung hifa yang menembus jaringan inang dan berfungsi untuk menyerap sari
makanan. Hifa pada sebagian miselium ada yang berdiferensiasi dan termodifikasi
membentuk alat reproduksi untuk menghasilkan spora. Miselium yang menghasilkan
spora disebut miselium generatif. Jamur juga disebut dekomposer karena
jamur berperan mengurai zat organik kompleks menjadi senyawa sederhana
- Cara Reproduksi
Jamur dapat bereproduksi secara aseksual dan
seksual. Secara aseksual jamur bereproduksi dengan menghasilkan spora
aseksual.Adapun secara seksual dengan konjugasi, selanjutnya membentuk spora
seksual. Reproduksi aseksual terjadi jika kondisi lingkungan kurang
menguntungkan. Jika kondisi lingkungan kembali membaik, jamur bereproduksi
secara seksual.
Spora dapat disebar dengan
perantara angin, air, atau terbawa karena kontak dengan makhuk hidup lain.
Penyebaran spora dengan air dapat mencapai jarak 100 mil (1 mil = 1,6093
kilometer).
Reproduksi seksual pada jamur
bervariasi bergantung pada jenis jamur, tetapi pada setiap jamur selalu terjadi
dengan konjugasi. Konjugasi ini diikuti oleh singami. Singami melibatkan
plasmogami dan kariogami. Tahap pertama (plasmogami) merupakan tahap peleburan
sitoplasma. Sedangkan tahap ke dua (kariogami) merupakan tahap peleburan inti
- KLASIFIKASI JAMUR
Contoh Kingdom Fungi, sumber : Wikipedia |
Jamur kancing (champignon) adalah jamur pangan yang paling populer di dunia. |
Saat
ini terdapat lebih dari 100.000 spesies jamur yang telah diketahui. Jamur
dibagi menjadi lima divisi, yakni divisi Chytridiomycota, Zygomicota,
Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota (Campbell, 2008). Akan tetapi,
yang akan dipelajari saat ini hanya empat divisi, yakni Zygomycota, Ascomycota,
Basidiomycota, dan Deuteromycota.
2.1. Divisi Zygomycota
Ciri- ciri jamur yang termasuk dalam divisi Zygomycota adalah:
a. Tubuh
multiseluler.
b. Habitat
umumnya di darat sebagai saprofit.
c. Hifa
tidak bersekat.
d. Reproduksi
-
Vegetatif: dengan spora.
- Generatif:
dengan konjugasi hifa (+) dengan hlifa (-) akan menghasilkan
zigospora yang nantinya akan tumbuh menjadi individu baru.
Habitat umumnya di darat sebagai saprofit. Jamur
zygomycota ada yang hidup sebagai parasit pada manusia dan tumbuhan sehingga
menyebabkan penyakit. Jenis jamur zygomycota lainnya hidup bersimbiosis saling
menguntungkan dengan organisme lain. Misalnya dengan ganggang hijau- biru atau
ganggang hijau membentuk lumut kerak (lichen), dan dengan akar tumbuh tinggi
sebagai mikoriza.
Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan dengan
spora yang berasal dari sporangium yang telah pecah. Beberapa hifa akan tumbuh
dan ujungnya membentuk sporangium. Sporangium berisi spora. Spora yang
terhambur inilah yang akan tumbuh menjadi miselium baru.
Perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan
peleburan dua hifa, yaitu hifa betina dan hifa jantan. Hifa jantan adalah hifa
yang memberikan isi selnya. Hifa betina adalah hifa yang menerima isi selnya.
Perkembangbiakan ini dilakukan dengan gametangium yang sama bentuknya (hifa
jantan dan hifa betina) yang mengandung banyak inti. Selanjutnya, gametangium
mengadakan kopulasi.
Contoh beberapa jenis jamur yang tergolong dalam
Divisi Zygomycota:
1. Jamur
Roti (Rhizopus Nigricans)
2. Jamur
Tempe (Rhizopus Stolonifer)
3. Pilobolus
2.2 Divisi
Ascomycota
Ciri- ciri jamur yang termasuk dalam
divisi Ascomycotina adalah:
a. Tubuh
ada yang uniseluler dan ada yang multiseluler
b.
Ascomycotina, multiseluler, hifanya bersekat dan berinti banyak.
c.
Hidupnya: ada yang parasit, saprofit, ada yang bersimbiosis dengan ganggang
membentuk Lichenes (Lumut Kerak)
d.
Reproduksi:
- Vegetatif: pada jamur uniseluler membentuk tunas – tunas, pada yang
multiseluler membentuk spora dari konidia.
- Generatif: membentuk askus yang menghasilkan askospora.
Ascomycota merupakan divisi terbesar dalam kingdom
fungi. Jumlah anggota mencapai dari 60.000 spesies. Ciri utama dari divisi
ascomycota adalah membentuk spora seksual yang disebut akospora. Akospora
terbentuk kedalam kaksus, yaitu suatu tubuh buah khusus yang bentuknya
menyerupai mangkuk atau botol. Tidak seperti Zygomycota, Ascomycota
memiliki hifa bersekat. Anggota Ascomycota cukup beragam, ada yang bersel
satu, misalnya yeast atau ragi (S.cerevase); ada pula yang bersel
banyak, contohnya Penicillium dan ada pula yang membentuk tubuh buah, seperti
Netrica dan peziza.
Pada umumnya anggota Ascomycotina adalah jamur bersel
banyak. Seperti halnya Zygomycota, Ascomycota bersel banyak, reproduksi
aseksual dilakukan dengan cara membentuk konidiospora atau sering disebut
konidia (tunggal;konidium) saja. Konidia terbentuk pada ujung hifa khusus yang
tumbuh tegak, yang disebut konidofor. Warna dari konidia bermacam-macam, ada
yang hitam, merah, biru, dan hijau, bergantung pada jenis jamurnya. Konidia
yang telah masak, apabila jatuh pada tempat yang cocok akan tumbuh menjadi hifa
baru. Sementara itu, reproduksi aseksual pada Ascomycota bersel satu dilakukan
dengan cara membentuk tunas (budding). Tunas yang telah masak akan terlepas
dari sel induknya dan tumbuh menjadi individu baru. Reproduksi seksual pada
Ascomycota terjadi dengan cara membentuk askospora. Akospora dalah spora
seksual yang terbentuk di dalam aksus. Aksus terdapat didalam badan buah yang
disebut askokarp.
Pada Ascomycota ada dua jenis hifa, yaitu hifa (+)
dan hifa (-). Hifa (+) membentuk alat kelamin jantan (anteredium) dan hifa(-)
membentuk alat kelamin betina (askogonium). Kedua jenis alat kelamin tersebut
bertemu dan terjadi plasmogami (penyatuan sitoplasma) tanpa disertai penyatuan
inti. .Jadi,dalam peristiwa tersebut akan terbentuk sel dengan dua inti
Askogonium yang telah meiliki dua inti tersebut akan menghasilkan hifa-hifa
askogonium yang dikariotika (berinti dua). Hifa dikariotika itu
bercabang-cabang membentuk tubuh buah yang disebut askokarp. Semetara itu,
ujung hifa dikariotika akan membentuk sel khusus yang akan menjadi askus.
Didalam aksus akan terjadi perleburan dua inti (diploid/2n). Selanjutnya, inti
askus membelah dua kali.
Pembelahan pertama terjadi secara meiosis dan
menghasilkan empat sel. Pembelahan kedua terjadi secara mitosis sehingga
akhirnya terbentuk delapan akspora didalam aksus tersebut. Tubuh buah
(askokarp) yang terbentuk memiliki bentuk bermacam-macam dan merupakan dasar
klasifikasi dari Ascomycota. Bentuk-bentuk badan buah tersebut, antara lain
kleistotesium, peritesium, apotesium, dan aksus telanjang.
a. Kleistotesium
: berbentuk bulat tertutup,merupakan ciri dari kelas Plectomycetes.
b. Peritesium
: berbentuk botol ,merupakan cirri dari kelas Pyrenomycetes.
c. Apotesium
: berbentuk cawan,merupakan ciri dari kelas Discomycetes.
d. Akus
telanjang : tidak membentuk badan buah,merupakan cirri dari kelas
Protoascomycetes.
Spesies yang tergolong Ascomycota di antaranya
adalah sebagai berikut:
1. Penicillum
2. Ragi
(Saccharomyces)
3. Neurospora
4. Hygrophorus
coccineal dan Morchella deliciosa
2.3 Divisi
Basidiomycota
Ciri- ciri jamur yang termasuk dalam
divisi Basidiomycotina adalah:
a. Ciri
khasnya alat repoduksi generatifnya berupa basidium sebagai badan penghasil
spora.
b. Kebanyalcan
anggota spesies berukuran makroskopik
c.
Spora seksualnya terbentuk pada basidium yang berbentuk ganda.
d. Berdaging,
saproba, tubuh buah seperti payung, tetapi pada beberapa spesies tangkainya
asimetris, pendek bahkan tidak bertangkai.
f.
Basidiospora terdapat di permukaan lamela atau bilah yang terbentuk di bagian
bawah tudungnya. Contoh terkenal dari Agaricaceae ini adalah Vovariella
volvacea (jamur padi, jamur damai).
Jamur Basidiomycotina umumnya hidup sebagai saprofit
pada sisa-sisa makhluk hidup, misalnya di daun di tanah, merang padi, dan
batang pohon mati. Jamur yang parasit hidup pada organisme inangnya, misalnya
tumbuhan dan manusia. Jenis lainnya ada yang bersimbiosis dengan akar tumbuhan
membentuk mikoriza. Habitat mereka ada di terrestrial dan akuatik dan bisa
dikarakteristikan dengan melihat basidia.
Reproduksi jamur ini terjadi secara aseksual maupun
seksual. Reproduksi aseksual yaitu dengan cara membentuk spora konidia.
Basidiomycota bereproduksi secara aseksual dengan permulaan pembentukan spora
aseksual. Budding terjadi ketika suatu perkembangan sel induk dipisahkan
menjadi sel baru. Setiap sel dalam organisme dapat kuncup. Pembentukan spora
aseksual yang paling sering terjadi di ujung struktur khusus yang disebut
conidiophores.
Daur hidup Basidiomycotina dimulai dari pertumbuhan
spora basidium (konidium). Konidium akan tumbuh menjadi benang hifa yang
bersekat dengan satu inti, kemudian hifa membentuk miselium. Hifa dari dua
strain yang berbeda (+ dan -) ujungnya bersinggungan dan dinding selnya larut.
Inti sel dari salah satu sel pindah ke sel yang lain, terjadilah sel
dikariotik. Dari sel dikariotuh akan tumbuh hifa dikariotik dan miselium
dikariotik, miselium akan tumbuh menjadi tubuh buah dengan bentuk tertentu
misalnya seperti payung.
Berikut
beberapa contoh spesies dari Divisi Bacidiomycota:
1. Puccina
Graminis
2. Jamur
Merang (Volvariella Volvacea)
3. Ustilago
Maydis
4. Jamur
Kuping (Auricularia Auricula)
5. Amanita
Muscaria
2.4 Divisi Deuteromycota
Nama lainnya Fungi Imperfecti (jamur tidak sempurna)
dinamakan demikian karena pada jamur ini belum diketahui dengan pasti cara
pembiakan secara generatif. Contoh Jamur Oncom sebelum diketahui
pembiakan generatifnya dinamakan Monilia sitophila tetapi setelah
diketahui pembiakan generatifnya yang berupa askus namanya diganti menjadi
Neurospora sitophila dimasukkan ke dalam Ascomycotina.
Banyak penyakit kulit karena jamur (dermatomikosis)
disebabkan oleh jamur dari golongan ini, misalnya: Epidermophyton
fluocosum penyebab penyakit kaki atlit,Microsporum sp. Dan Trichophyton
sp. penyebab penyakit kurap.
Ada sekitar 25.000 spesies jamur yang dimasukkan dalam divisi Deuteromycota.
Jamur Deuteromycota sering disebut juga fungi imperfecti Karena belum diketahui
reproduksi seksualnya sehingga reproduksi jamur ini dilakukan secara aseksual
dengan membentuk konidia seperti pada jamur Ascomycota.
Jika anggota jamur Deuteromycota sudah ditemukan
secara reproduksi seksualnya, ia dimasukkan kedalam divisi yang berbeda.
Sebagai contoh adalah jamur oncom (Monilia sitophila).
Dahulu, jamur tersebut termasuk dalam divisi Deuteromycota.Namun setelah
diketahui bahwa jamur ini dapat membentuk askospora, sekarang jamur
tersebut termasuk divisi Ascomycota, dengan nama Neurospora crassa. Contoh
lainnya adalah Aspergillus dan penicillium. Beberapa anggota aspergillus dan
penicillium ada yang termasuk divisi Deuteromycota, sementara anggota lainnya
termasuk divisi Ascomycota. Ciri lain dari Deuteromycota adalah hifanya bersekat.
Sebagian besar anggota Deuteromycota bersifat merugikan karena merupakan
perasit yang dapat menimbulkan penyakit baik pada manusia, hewan,
ataupun tumbuhan. Contoh anggota Deuteromycota yang merugikan,
antara lain Chladosporium penyebab penyakit kulit, Trichophyton dan
Epudermophyton penyebab penyakit kulit dan kuku, serta Microsporium penyebab
penyakit rambut dan kuku.
Berikut adalah contoh jamur dari Divisi
Deutoremycota:
1. Aspergillus
2. Epidermophyton
dan Mycosporium
3. Fusarium,
Verticellium, dan Cercos
- LICHENES DAN MIKORIZA
Beberapa spesies jamur hidup bersimbiosis dengan ganggang dan akar tumbuhan
tingkat tinggi. Jamur yang bersimbiosis dengan ganggang dinamakan Lichenes,
sedangkan jamur yang bersimbiosis dengan tumbuhan tingkat tinggi
dinamakan mikoriza.
3.1 Lichenes
Lichenes merupakan simbiosis mutualisme antara sel
ganggang dan miselium jamur yang hidup di batu, batang pohon, dan pada dinding
bangunan. Jenis jamur yang bersimbiosis biasanya dari golongan Ascomycota dan
Basidiomycota, sedangkan ganggang yang bersimbiosis biasanya yang bersel
tunggal atau berbentuk benang dari Chlorophyta atau Cyanophyta.
Lichenes mengadakan reproduksi aseksual dengan
fragmentasi dan soredium. Ganggang dan jamur dapat bereproduksi sendiri-sendiri
atau secara bersama-sama baik secara seksual maupun aseksual. Reproduksi yang
dilakukan secara bersamaan antara ganggang dan jamur akan berlangsung lebih
lambat dibandingkan bereproduksi sendiri-sendiri.
Lichenes mampu berfotosintesis karena memiliki
klorofil. Fotosintesis dapat terjadi jika kadar air pada Lichenes berkisar
65%-90%. Pada kondisi udara kering fotosintesis terhenti. Lichenes mendapat
mineral dari debu yang larut oleh air hujan.
Lichenes kurang dapat bertahan terhadap polusi udara
dan sangat sensitif terhadap SO2 dan zat beracun lainnya. Kematian Lichenes
dapat menjadi tanda bahwa kondisi udara sudah dalam tingkat membahayakan. Jadi,
Lichenes dapat dijadikan indikator terhadap polusi udara.
Hubungan simbiosis mutualisme dalam Lichenes masih
belum jelas. Diperkirakan ganggang mendapat air dan mineral dari jamur,
sedangkan jamur mendapat makanan dari hasil fotosintesis ganggang. Lichenes
mampu hidup di atas batuan yang terbuka sehingga dijuluki sebagai tumbuhan
perintis. Contoh Lichenes adalah Usnea sp. dan Cladonia deformis. Bentuk
Lichenes bermacam-macam, ada yang berbentuk kerak (crustose). berbentuk daun
(foliose), dan berbentuk tumbuhan perdu (fruticose).
3.2 Mikoriza
Mikoriza adalah struktur yang terbentuk karena
adanya simbiosis jamur dan akar tumbuhan tinggi. Frank, ahli
Botani berkebangsaan lennan. merupakan orang yang pertama kali menemukan
hubungan simbiosis antara akar tumbuhan dan jamur yang dinamakan mikoriza pada
tahun 1885.Mikoriza ditandai dengan adanya pembengkakan pada akar dan terlihat
miselium pada potongan melintangnya. Jika ditinjau dari struktur anatomi, tipe
mikoriza dapat dibedakan sebagai berikut.
3.2.1 Ektomikoriza
Ektomikoriza ditandai dengan adanya selubung berupa jala yang menutupi
permukaan akar. Ektomikoriza ditandai dengan hifa jamur yang membentuk
ektomikoriza dan masuk ke ruang interseluler sel-sel korteks. Ektomikoriza
banyak dijumpai pada beberapa jenis tumbuhan hutan seperti Pinus, Shorta, dan
Eucaliptus.
3.2.2 Endomikoriza
Endomikoriza dicirikan oleh adanya hifa yang masuk
ke sel-sel korteks pada akar tumbuhan.
3.2.3 Ektendomikoriza
Ektendomikoriza merupakan gabungan antara
endomikoriza dan ektomikoriza. Sebagian hifa ada di permukaan akar dan ada pu1a
yang masuk ke dalam sel korteks. Pada umumnya. sekitar 3% pohon di hutan dapat
membentuk ektomikoriza. Pada Gymnospermac, seperti pada famili Pinaceae dan
Cupoessaceae. Adapun pada Angiospemsae antara lain pada famili Salicaome.
Sapindaceae. Fagaceae. dan Solanaceae. Jamur yang membentuk mikoriza umurnnya
dari golongan Basidiomycota dan Ascomycota. Contohnya Rhizopogon sp. dan
Selerodenno sp.
3.3 Keuntungan Tumbuhan Dengan Adanya Mikoriza
Keuntungan tumbuhan dengan adanya mikoriza adalah
sebagai berikut :
1) Pertumbuhannya
lebih cepat dan dapat meningkatkan penyerapan unsur hara terutama fosfat.
2)
Tumbuhan lebih tahan kekeringan karena mikoriza dapat meningkatkan ketersediaan
air.
3)
Mikoriza melindungi akar dari infeksi organisme yang patogen.
4)
Mikoriza dapat membentuk hormon auksin, sitokinin, dan giberelin yang
berpengaruh dalam peningkatan pertumbuhan tumbuhan.
- PERAN JAMUR BAGI KEHIDUPAN
Jamur memiliki pola hidup yang
beraneka ragam. Hal tersebut menyebabkan jamur tidak hanya dapat menguntungkan.
tetapi juga dapat menimbulkan kerugian pada manusia.
Ada beberapa jamur yang memiliki
kemampuan untuk melapukkan sisa bahan organik sehingga menjamin daur unsur
kimia di alam. Oleh sebab itu. peranan jamur sangat vital. Dapatkah Anda
membayangkan jika jamur tidak ada? Dapat dipastikan sampah dan bangkai makhluk
hidup lainnya akan menumpuk serta tidak teruraikan dan tidak kembali ke alam.
Jamur yang tergolong Basidiomycota.
seperti Voltariella volvacea, Boletus eduli dan Coninellus
shiitake dapat dikelola untuk dikonsumsi dan memiliki nilai
ekonomis tinggi. Penicillium notatum dan Penicillium
chrysogenum berperan dalam pembentukan antibiotik penisilin.
Pentrillium camemberti dan Penicillium requeforti dalam
industri keju untuk menambah aroma dan cita rasa.
Saccharomyces cerrviceae banyak digunakan dalam industri rumah tangga
seperti pembuatan tape dan pembuatan minuman ber-alkohol. Rhizopus
stolonifer berguna dalam pembentukan tempe. Neurospora crassa dalam
pembuatan oncom yang merupakan makanan yang cukup mengandung protein. Jamur
yang membentuk mikoriza dapat meningkatkan pertumbuhan tumbuhan tinggi karena
dapat membantu tumbuhan untuk menyerap unsur hara.
Selain menguntungkan. jamur dapat pula merugikan manusia.
Jamur dapat menguraikan bahan yang diperlukan manusia sehingga mendatangkan
kerugian yang sangat besar. Contoh kerugian yang ditimbulkan jamur ialah
pembusukan makanan serta pelapukan kayu pada kapal dan jembatan. Begitu pula
jamur dapat menyebabkan penyakit pada manusia. Beberapa jamur dapat merugikan
tanaman pertanian. Jamur yang dapat menimbulkan penyakit ini pada umumnya dari
divisi Deuteromycota seperti yang telah diuraikan sebelumnya.
BAB III
PENUTUP
- KESIMPULAN
Fungi
adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik heterotrof
yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke dalam
sel-selnya. Kalangan ilmuwan kerap menggunakan istilah “cendawan” sebagai
sinonim bagi Fungi.
Umumnya,
jamur merupakan organisme multiseluler, dan beberapa ada yang uniseluler .
Jamur memiliki perbedaan yang terlihat dari struktur tubuh, memperoleh nutrisi,
dan cara reproduksi.
Jamur
memiliki pola hidup yang beraneka ragam. Hal tersebut menyebabkan jamur tidak
hanya dapat menguntungkan. tetapi juga dapat menimbulkan kerugian pada manusia.
- SARAN
Untuk menyempurnakan pembahasan ini, Kami tak
henti-hentinya meminta kritik dan saran yang konstruktif.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar